Lanjutan...
3. Soften your "start-up"
Argumentasi seringkali diawali karena pasangan menajamkan konflik -dari yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa- dengan mengatakan sesuatu yang pedas ditambah pula dengan menaikkan nada bicara. Jadi...kalo mau menyelesaikan masalah...mulailah dengan lembut dan tanpa menyerang/menyalahkan. Entah laki-laki atau perempuan nih...begitu merasa "diserang" adanya juga jadi defensif. Betul?
6. Accept influence
Terutama utk para suami nih... Risetnya Pak Gottman mengatakan bahwa secara umum perempuan lebih mudah menerima pengaruh pasangannya. Supaya perkawinan berhasil, laki2 harus pula melakukan hal yang sama. Terimalah pengaruh istri Anda. Misalnya nih, ketika orangtua istri kita datang, dan istri meminta Anda utk pulang lebih awal, sebaiknya turutilah permintaannya sejauh itu memungkinkan, tdk perlulah ngotot bahwa tiap jumat Anda harus hang out bareng sobat2 cowok Anda...
5. Have high standarts
Aneh? Bukannya katanya harus menerima apa adanya? Tapi saudara2...riset menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki toleransi yang rendah terhadap perilaku negatif atau buruk, justru akan lebih berbahagia dalam perjalanan perkawinan mereka selanjutnya. Sebagai pasangan pengantin baru pun, sebaiknya kita menolak utk menerima begitu saja perilaku buruk pasangan yang menyakitkan kita, emotionally and physically... Begitu maksudnya... kalo habis mandi lupa jemur anduk mulu...bisa ditoleransi ga ya? :D
6. Learn to repair and exit the argument
Pasangan yang berhasil tahu cara keluar dari adu argumentasi. Pasangan yang bahagia tahu cara memperbaiki adu argumentasi sebelum hal itu menjadi buruk. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- alihkan pembicaraan pada suatu hal yang benar2 berbeda
- gunakan humor
- katakan sesuatu yang bernada peduli pada pasangan (Ya..aku tahu...ini emang berat buat kamu.)
- membuat masalah menjadi jelas dan tetap berada di tempatnya (ga kemana2...ga ngungkit2 masa lalu, ga nyalahin orang lain, dsb)
- tunjukkan apresiasi pada pasangan dan perasaannya (makasih ya kamu sudah mau ngomongin ini...)
- kalau sudah memuncak nih... ambil break deh... 20 menit biasanya cukup sebelum kembali membicarakan masalah dengan kepala dan hati yang lebih adem
7. Focus on the bright side
Heheh...dimana2, saran ini tetap disarankan ya nampaknya... Tapi menurut Gottman, beginilah pasangan yang berhasil... Mereka yang menabung emosi positif dalam diri mereka cenderung lebih bahagia. Daripada mikirin yang jelek2 tentang pasangan kita, fokuskan pikiran kita pada hal2 baik yang ada di dirinya... Pastinya banyak dunk...kalo ga, mana mau kita nikah sama dia...